SUKABUMIUPDATE.com - Jika mendengar bahasa "Teluh" kita pasti teringat dengan ilmu hitam yang kesannya menakutkan, dan cerita tentang Teluh Jampang, sudah sangat dikenal di Pulau Jawa, khususnya di Jawa Barat.
Namun, bagi Fery Irawan (29 tahun), pemuda asal Ciparay, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi ini justru hal itu dijadikannya sebagai peliang bisnis, serta memanfaatkan kepopuleran Teluh Jampang, sebagai brand produk t-shirtnya.
Dimulai dari cerita masa kuliahnya yang dia habiskan di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, pada saat itu banyak pertanyaan tentang Jampang, sebagai kampung halamannya yang dikenal orang pusat ilmu hitam.
Awalnya, Fery mengaku, tidak terima dengan sebutan teman-temannya itu. Namun lama-lama Fery, bersama mahasiswa lain asal Jampang, di tahun 2009 berinisiatif membuat slogan "Teluh Jampang"sebagai identitas mahasiswa asal Pajampangan.
Dengan modal Rp200 ribu, Fery pun memulai usahanya, tak ayal brand Teluh Jampang menuai kritikan dari berbagai kalangan, dan usahanya sempat terhenti di Tahun 2011. Kemudian, bisnisnya tersebut dimulai lagi, di tahun 2013, setelah menyelesaikan kuliahnya dan pulang ke kampung halaman di Jampang, Surade.
Di tahun 2013, Fery menambahkan kata The Legend di brand Teluh Jampang miliknya. Dan untuk menepis kesan negatif, pada brandnya, Fery juga menambahkan slogan "Antelkeun Produkna Luluhkeun Sifat Sombongna".
"Ketika masih banyak orang yang mempertanyakan label kami yang sedikit berbeda, itu hanya masalah pilihan. Jangan menampik, bahwa kita sebenarnya tidak ingin dikenal dengan daerah yang memiliki julukan negatif," jelas Fery, kepada sukabumiupdate.com saat disambangi, Kamis (21/12/2017).
"Bila orang luar mengenal daerah kami dengan teluhnya, simpan itu sebagai legenda saja," sambung Fery, di sela-sela kesibukannya, seraya tersenyum.
Hingga kini, Fery pun sudah berhasil menjual produknya sampai ke Taiwan, Korea, China, dan Singapura, serta di wilayah Indonesia, tentunya. Omzetnya bisa mencapai puluhan juta rupiah setiap bulannya, dengan rata-rata 300 pcs t-shirt per minggunya.
Produk Fery pun berkembang tidak hanya di t-shirt, tapi juga topi, sweater, dan iket, dengan design yang menyesuaikan cultur Pajampangan.
"Kehadiran label ini sendiri semoga dapat membantu pemerintah, dalam kampanye pelestarian dan pengenalan objek wisata di daerah kami. Yaitu kawasan Geopark Ciletuh-Pelabuhan Ratu. Dan menjadikan "The Legend of Teluh Jampang" sebagai label yang profesional di bidang industry t-shirt adalah visi dari label kami," pungkas Fery.